Sunday, August 1, 2010

JIN DAN MALAIKAT DARI SUDUT SAINS, DITINJAU DARI SUDUT ONTOLOGI EPISTIMOLOGI DAN AKSIOLOGI

Sesetengah manusia tidak mempercayai kewujudan makhluk lain selain manusia seperti jin, malaikat dan syaitan. tetapi hakikatnya mereka sendiri kadang-takut pada hantu dan dan macam-macam lagi. sebenarnya jin adalah makhluk yang tidak dapat dilihat dengan mata kasar manusia begitu juga malaikat dan syaitan. Jin secara harfiah bermaksud sesuatu yang berkonotasi tersembunyi atau tidak dapat dilihat. Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak dapat dilihat dan diciptakan daripada api.

Sementara kata malaikat merupakan bentuk jamak dari kata Arab malak yang bermaksud kekuatan. Jadi, malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah Allah. Malaikat diciptakan oleh Allah daripada cahaya (nur). Oleh kerana kedua makhluk tersebut tidak dapat dilihat maka jin dan malaikat termasuk makhluk-makhluk gaib, dimana keduanya termasuk subjek-subjek pseudo ilmiah (pseudo sains).
Kewujudan kedua makhluk tersebut telah dikaji secara ilmiah (pseudo ilmiah / pseudo sains) antara lain oleh Chris(1989) dengan tulisannya yang berjudul The Jinn from a Scientific (?) Viewpoint, yang dimuat dalam Flying Sau-cer Review Vol 34 No. 4 Desember 1989.

pada kajian tersebut penulis melihat dari aspek filsafat (ontologi, epistemologi, dan aksiologi) secara Islam (pseudo sains Islam?) dengan berpandukan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah (Hadits).
Namun, ini bukan bermakna ingin menyamakan atau mencari ayat-ayat mana yang sesuai dengan fakta ilmiah. Al-Qur’an bukan ensiklopedia, bukan buku teks, dan bukan serangkaian hipotesis yang harus diuji kebemarannya, melainkan pedoman atau petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.
Dogmatik memang tidak dapat dicampur adukkan dengan saintifik, sebab sains tidak tetap dan boleh berubah. Sehingga ketika terjadi ketidaksamaan antara sains dan agama, kita masih dapat mengikuti perkembangan sambil tetap berpegang teguh pada ajaran agama.

Berikut adalah petikan dari buku yang berjudul The Jinn from a Scien-tific (?) Viewpoint(1989). Jin adalah makhluk yang tinggal dialam yang sama dengan manusia, oleh kerana mereka berada pada dimensi yang berbeza, maka mereka tidak dapat dilihat atau dikesan oleh manusia. walaupun mereka tidak dapat dilihat, namun ketika munculnya UFO dan beberapa kejadian lain yang melibatkan jin, sering berlaku perubahan tenaga yang dapat diukur dan tenaga tersebut adalah spektrum elektro-magnetik.

Jin dideskripsikan sebagai "tubuh dari nyala api utama", atau "nyala api yang tak berasap" atau “api tak berasap”, yang disebut sebagai infra merah (spectrum elektro-magnetik) Sementara malaikat dideskripsikan sebagai tubuh dari cahaya (nur), yang dinyatakan sebagai tenaga tak terlihat iaitu spektrum ultraviolet.
UFO mulai muncul dalam jumlah besar sekitar tahun 1947, ketika manusia mulai menggunakan radar. Atau dengan kata lain UFO mulai muncul sejak manusia mulai mengisi bumi dengan radiasi gelombang mikro. Jika tubuh jin berasal dari infra merah, maka dapat dipastikan mereka akan terganggu. Sebab radiasi gelombang mikro (microwave) terletak tepat di bawah infra merah, di atas gelombang radio.
Jin muncul oleh salah satu dari tiga faktor: (i) mereka dapat mengawal hal-hal yang dianggap sebagai kenyataan sehari-hari; (ii) mereka dapat mengawal terhadap aspek tertentu dari jiwa manusia, dan dapat membuat pengalaman yang subjektif (iii) mereka dapat membuat ilusi.
Penyebab tingkah laku cerdas jin, hal ini kerana mereka memiliki minimal dua fungsi, iaitu (i) tubuh dari tenaga elektro-magnetik; dan (ii) jiwa yang halus dari beberapa tenaga, yang disebut "etheric" atau “langit” , atau mungkin dengan “bintang", (dalam Western Occult Tradition).
Beberapa contoh di bidabg penelitian psikikal
Dalam tipikal khas pengalaman hantu, perubahan suhu sering berlaku, sekitar atau sebelum, penampilan sesuatu yang berbau hantu. Panas (suhu) berhubungan langsung dengan jumlah infra-merah.
Matthew Manning ahli psikis Inggris, menjelaskan dalam bukunya "The Link", ketika ia sedang tidur di asrama sekolah, kegiatan "poltergeist / arwah yang ramai" akan muncul. Kemudian pada satu ketika lingkaran merah besar muncul di dinding, dan menjadi sangat panas. Ini adalah salah satu cara untuk menarik perhatian, yang digunakan oleh arwah seorang gadis yang telah meninggal dunia lima puluh tahun yang lalu, dalam keadaan tragis. Kesimpulan yang jelas adalah bahawa lingkaran merah yang menjadi panas adalah konsentrasi infra-merah.


ONTOLOGI JIN DAN MALAIKAT


Tubuh jin tersusun dari spektrum elektro-magnetik infra-merah, sedangkan tubuh malaikat tersusun dari spektrum elektro-magnetik ultra violet. Kedua spektrum tersebut tidak dapat dilihat dan tidak dapat disentuh. Jadi, jin dan malaikat digolonkan pada makhluk gaib. kedua-dua sifat tersebut belum dapat dibuktikan lagi kebenarannya secara sains sehinggalah disebut pseudo sains. Oleh hal itu anggapan atau pendapat bahawa tubuh jin berasal daripada infra-merah dan tubuh malaikat dari ultra violet tidak harus diyakini (diimani), tetapi cukup diketahui.
Menurut ajaran Islam, jin dan malaikat benar kewujudannya. Ini adalah sebuah dogma yang harus diyakini kebenarannya, tanpa harus dibuktikan secara ilmiah. Percaya terhadap yang gaib merupakan salah satu ciri orang yang bertaqwa, seperti Firman Allah pada QS Al Baqarah: 2—3 “Kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, iaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan solat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka”. Sementara meyakini adanya malaikat merupakan salah satu dari enam rukun iman dalam ajaran Islam.


EPISTEMOLOGI JIN DAN MALAIKAT


Pengetahuan tentang jin dan malaikat dapat diperoleh melalui pendekatan saintifik, dan dogmatik.

A. Pendekatan Saintifik (Pseudo Sains)

Dalam sains (pseudo sains) sekurang-kurangnya ada enam pendekatan dalam memperoleh pengetahuan, termasuk pengetahuan tentang jin dan malaikat. Pendekatan tersebut adalah: tenacity, intuisi, otoriti, rasionalisme, empirisme, dan method ilmiah.
Di antara keenam-enam pendekatan tersebut, method ilmiah dianggap paling baik dalam memperoleh pengetahuan. Pengetahuan tentang jin dan malaikat seperti yang dimuat dalam artikel Line (1989) tertera di atas, tentunya diperoleh melalui pendekatan method ilmiah, misalnya melalui observasi, simulasi komputer dan mungkin melalui eksperimen.
Pendekatan lain yang ada kaitannya adalah tenacity, dan intuisi. Tenacity adalah pendekatan untuk memperoleh pengetahuan dengan percaya kepada tahyul, iaitu sesuatu yang ada dalam khayalan, atau kepercayaan terhadap sesuatu yang dianggap wujud, tetapi hakikatnya tidak wujud. Pengetahuan atau kepercayaan seperti, jika ada kucing hitam atau ular yang melintas jalan yang sedang dilalui seseorang merupakan petanda sial, itu adalah anggapan dari sudut tenacity.
Intuisi merupakan pendekatan untuk memperoleh pengetahuan dengan tanpa memikir, atau mempelajari atau pengetahuan yang tidak didasarkan pada penalaran, atau penarikan kesimpulan.
Orang yang mengetahui tentang perkara yang gaib dan mengaku mengetahui tentang perkara yang akan terjadi, dapat berbicara dengan makhluk halus, kebanyakannya adalah paranormal, para dukun, dan peramal, memperoleh pengetahuan dengan tanpa menggunakan nalar tidak berdasarkan kesimpulan, tetapi dengan cara-cara tertentu. Paranormal, para dukun, dan peramal biasanya akan ”bertapa”, atau bersemadi, ”menurun”dan sebagainya.

B. Pendekatan Dogmatik

Jin (al-jinnu) berasal dari kata janna syai`un yajunnuhu yang bermaksud sararahu (menutupi sesuatu). Maka segala sesuatu yang tertutup bermaksud tersembunyi. Maka
jin itu disebut dengan “jin” hal ini kerana keadaannya yang tersembunyi (gaib).
Jin diciptakan oleh Allah dari api. Allah berfirman dalam Al-Qur’an: (i) Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas (QS Al-Hijr: 27); (ii) Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api (QS Ar-Rahman:15).
Bagaimana wujud api itu, Al-Qur’an tidak menjelaskan secara terperinci, dan Allah juga tidak mewajibkan kepada kita untuk menelitinya secara lebih terperinci.
Malaikat diciptakan dari cahaya (nur). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Para malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan kepada kalian (HR. Muslim dari ’Ais-yah radhiallahu 'anha).
Malaikat digambarkan memiliki sayap. Allah berfirman: Segala puji bagi Allah, pencipta langit dan bumi yang menjadikan para malaikat sebagai utusan yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat (pasang); Allah menambahkan dalam ciptaan-Nya segala yang Ia kehendaki; sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segalanya (QS Fāthir:1).

Bagaimana sikap kita terhadap yang gaib?
Kita wajib percaya terhadap yang ghaib. Tetapi, kita tidak boleh percaya kepada mereka yang mengamalkan sesuatu perkara yang kita sendiri tidak pasti seperti (paranormal, para dukun, dan peramal) yang mengaku tahu tentang perkara yang ghaib.
Ada beberapa riwayat dalam Hadits, sebagai berikut.
Diriwayatkan dari ’Aisyah radhiallahu 'anha, dia berkata: Beberapa orang bertanya kepada Rasulullah SAW. Tentang juru ramal, maka Rasulullah SAW bersabda “para juru ramal (kahin, jamak kuhhan) itu tidak ada apa-apa padanya malah mereka sebenarnya tidak mengerti apa-apa”. Orang-orang bertanya: “Ya Rasulullah, mereka itu kadang-kadang memberitahukan sesuatu kemudian terbukti benar?” Rasulullah SAW bersabda: Itu adalah ucapan yang benar (dari langit) yang diperoleh jin, lalu ia bisikkan ke telinga manusia bagai kokok ayam, kemudian mereka campurkan dengan lebih dari seratus kedustaan (HR Bukhari, Muslim).
Diriwayatkan dari Shafiyyah (putri Abu ‘Ubaid) dari salah seorang isteri Nabi SAW, beliau bersabda: “Barang siapa mendatangi juru ramal kemudian bertanya tentang sesuatu (yang akan terjadi), maka solatnya tidak diterima sekama 40 malam (HR Muslim).
Barang siapa mendatangi dukun dan ia mempercayainya apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya ia telah kafir (ingkar) dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad SAW (HR Abu Daud).
Hadits di atas berhubungan dengan Firman Allah sebagai berikut.
Katakanlah: “Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan di-bangkitkan (QS An Naml: 65).
(Dia adalah Tuhan) Yang mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu; Kecuali kepada rasul yang diredhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya (QS Al Jin: 26—27).

AKSIOLOGI JIN DAN MALAIKAT

Pseudo sains tentang jin dan malaikat bermanfaat untuk menambah pengetahuan. Sementara mengetahui lebih banyak tentang jin dan malaikat (hal-hal yang gaib) terutama sekali melalui ajaran Islam, akan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan seseorang.
Dengan memahami sifat-sifat jin, kita dapat menghindar dari bisikan jin durhaka (setan) dengan meningkatkan ibadah, dan memohon perlindungan kepada Allah. Sementara memahami sifat-sifat malaikat kita dapat meneladani kepatuhannya kepada Allah, mengetahui tempat-tempat yang tidak disukai malaikat, dan meningkatkan keimanan.


KESIMPULAN

Dari kajian pseudo sains jin dan malaikat di atas dapatlah kita mengetahui bahawa Jin dan malaikat itu benar-benar wujud dan mereka tidak dapat dilihat, kewujudan mereka tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Pseudo sains tentang jin dan malaikat cukuplah untuk diketahui, tidak harus diyakini. Mengenal sifat-sifat jin dapat menghindarkan diri hal-hal yang menyesatkan, sedangkan mengenal sifat-sifat malaikat dapat meningkatkan lagi keimanan dan ketaqwaan.

(ulasan ini dipetik dari kajian Harsoyo Purnomo)

1 comment:

  1. Harrah's Lake Tahoe Hotel & Casino - Mapyro
    Harrah's Lake Tahoe Hotel & Casino. 3-star 서귀포 출장안마 hotel 경주 출장샵 with spa, 김제 출장안마 near Stateline 아산 출장마사지 Convention Center. Close to Harrah's Lake 안동 출장마사지 Tahoe Casino.

    ReplyDelete